20.4.09

Melawan Demam Berdarah (Bagian 3)

Semua telah selesai, aku dan temanku beranjak pulang dari GMC, dengan rasa letih, sakit di kepala, mata dan badan merasakan dingin yang sangat ditambah lagi nyeri di tangan setelah setelah jarum menyiksa diriku. Tetap kupaksakan diriku, terus melawan dan melawan, karena dalam prinsipku jika memiliki penyakit dimanja maka kesembuhan akan lebih lama. Tapi penyakit ini bukan penyakit biasa seperti batuk, flu atau yang lainnya. Ini aku ambil dari pengalaman pribadiku kalau-kalau aku terkena penyakit. Untuk batuk dan flu sudah menjadi kebiasaan penyakit buat diriku (penyakit bulanan/hampir tiap bulan terkena batuk dan flu). Apakah untuk penyakit yang baru ini aku bisa melawannya? Hanya Allah lah yang mengetahui semuanya. Aku terus berdo'a kepada Allah agar penyakit ku ini sembuh dengan cepat.

Sakit itu membuat makan tidak enak, walaupun diberikan makanan seenak apapun tetap saja tidak nafsu. Saat sakit nafsu makanku berkurang, sekalinya makan sering kali makan tersebut dikeluarkan kembali serasa tubuhku menolak untuk dimasukkan makanan. Sesampainya di kos tercinta, aku merasa lemas sekali, tapi tetap aku harus menjalankan kewajibanku yaitu sholat maghrib, aku tidak pergi kemasjid untuk berjama'ah malainkan sholat di kamar. Dan berjama'ah dengan temanku.

Obat yang diberikan sama dokter masih sama seperti yang kemarin yaitu pharacetamol. Aku meminta kepada temanku untuk membelikan bubur ayam dan minuman jus jambu merah. Memang bubur ayam sudah menjadi makanan yang cocok untuk orang yang sakit. Dan untuk jus jambu merah, karena sudah terbukti secara medis bahwa jambu merah bisa menyembuhkan penyakit ini.

Sambil menunggu makanan dan minuman yang aku pesan, aku tertidur dengan tidur yang tidak nyenyak, seperti kebanyakan orang sakit lainnya. Saat tertidur kakakku nelpon dan aku angkat, kakakku menanyakan keberadaanku (di Sukoharjo apa di Jogja) memang aku tidak memberitahukan kepada keluargaku akan hal ini dan sejak pagi aku sudah disuruh ke Sukoharjo oleh ibuku. Tapi aku sudah bilang kalau aku tidak pergi hari ini tapi besok, karena aku sungguh tidak kuat untuk pergi jauh. Semua itu aku lakukan karena aku tidak ingin membuat keluarga cemas akan diriku yang seperti ini. Tapi saat itu aku jujur kepada kakak akan kondisiku yang seperti ini. Kakakku kaget akan berita ini dan menyalahkanku kenapa tidak bilang dari tadi. Aku merasa sangat bersalah saat itu, aku sangat bingung harus bagaimana, aku terus berdo'a kepada Allah untuk kesembuhan penyakitku.

Makanan dan minuman yang aku pesan datang juga, dengan kepaksaan akan memakan makanan bisa juga mejadi perjuangan bagi diriku, karena aku mendapat sarang dari teman kos ku, untuk makan walaupun terasa sulit (maksudnya tidak nafsu makan), karena jika tidak makan itu hanya saja memperparah sakit ini. Setelah makan dan minum jus jambu merah aku lanjutkan dengan meminum obat yang berikan oleh dokter dari GMC, kemudian setelah semua selesai dan temaku pun pulang, aku kembali tidur dan dengan rasa yang lebih tidak nyaman, karena aku terpikir akan keluargaku yang cemas.

Akhirnya berita akan penyakitku ini sampai juga ke ibuku dan keluargaku yang ada di Sukoharjo. Ibuku menelpon dan menanyakan kabarku saat itu, untuk menyenangkan hati ibuku aku katakan kalau aku sudah lebih membaik setelah minum jus jambu merah. Setelah selesai ibuku menelpon, aku melanjutkan tidurku, dan aku masih terus berdo'a agar aku bisa cepat disembuhkan dari penyakitku.

Dalam tidurku aku bermimpi sama seperti ketika aku terkena penyakit demam sewaktu kecil. Mimpi yang aneh dan membuat kepala terasa sakit. Sampai terbangun berkali-kali dengan keluarnya keringat dari tubuh dan membuat baju yang ku pakai menjadi basah dan bau yang tidak sedap. Saat tertidur aku sempat terbangun dan melihat dalam ponselku ada panggilan tidak terjawab lebih dari 10 kali, setelah aku lihat ternyata ibuku menelponi aku.

Aku khawatir akan ibuku yang cemas terhadap diriku. Malam hari aku terbangun dengan keluarnya keringat. Aku teringat kalau aku belum menunaikan sholat isya. Aku lupa jam berapa waktu itu. Langsung saja ketika bangun aku menunaikan sholat isya dengan tidak berdiri karena sangat tidak kuat untuk berdiri saat itu. Selesai sholat aku melanjutkan tidurku, dengan mimpi yang sama membuat tidurku tidak nyenyak.


Previous Post
Next Post

0 comments: