27.3.09

Luka Hati Yang Mendalam

Beberapa hari yang lalu, tidak disangka aku bertemu kembali dengan teman TK/SD/MI ku meskipun hanya di dunia maya (internet), begitu jauh jaraknya sampai sekarang. Senang rasanya bertemu dengan dia dan dia pun senang bertemu denganku. Melihat namanya pun aku sudah tahu kalau dia adalah teman di waktu Taman Kanak-Kanak (TK) dahulu, tidak sampai TK bahkan sampai Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) aku masih ingat dengannya. Sejak kecil perasaanku dengannya sudah muncul. Tapi iman yang berada dihatiku menahanku untuk tidak mengatakannya kalau aku suka dengannya.

Ketika melihat profilnya ada rasa kecewa pada diriku, aku melihat bahwa dia telah menikah dengan orang lain. Tapi rasa kecewa itu sudah mulai berkurang, ketika aku bertanya ternyata dia belum menikah dengannya (hanya berpacaran), tapi aku pikir mereka berdua saling mencintai, dengan alasan aku melihat status mereka berdua sudah menikah. Bisa jadi mereka benar-benar akan sampai kepernikahan. Kalau tidak, seharusnya status mereka bertuliskan berpacaran.

Sudah cukup bagiku untuk mengejarnya, memang aku salah juga karena terlalu cepat mengungkapkan perasaanku dengannya. “Ya Allah mengapa mulut ini begitu mudah mengatakan mahabbah kepada seseorang yang baru ku kenal”. Semua yang kulakukan (terlalu cepat mengungkapkan perasaan) menghasilkan kegagalan untuk mendapatkannya (bukan seorang Akhwat) tapi suatu saat insya Allah aku akan mencoba hal tersebut kepada seorang Akhwat, entah bagaimana hasilnya hanya Allah yang mengetahui. Yang pasti jika ingin mendapatkan seorang Akhwat aku harus menjadi seorang Ikhwan. Karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala sudah berfirman:

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُوْلاَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).....(QS.An Nuur:26)

Jika aku terus seperti ini akan sangat sulit mendapatkan seorang Akhwat. Sudah saatnya aku kembali kepada al-haq (kebenaran). Tapi dengan wanita mana lagi yang kemudian hari akan menusuk hatiku (membuatku tertarik kepadanya). Yang pasti jangan dulu aku mengatakan perasaanku jika belum ingin benar-benar menikah, untuk sementara biarlah perasaan itu terpendam dalam hatiku, nantinya juga perasaan tersebut akan hilang sejalan aku melupakan dia.

Tapi sekarang semua berubah dengan cepat. Aku tumbuh dewasa dan sudah menjadi calon bapak dan dia pun sudah menjadi calon ibu. Ternyata sekarang bukan saatnya kita mengatakan “mau gak jadi pacarku?” tapi yang lebih tepat adalah “mau gak jadi istriku?”. Jawaban setuju dan tidak setuju suatu yang menghawatirkan untuk didengar. Jika dia setuju akan membuat aku senang dan sebaliknya jika dia tidak setuju maka yang ada hanyalah kekecewaan.

Tapi jangan takut karena sekarang ini perbandingan antara laki-laki dan wanita, lebih banyak wanita. Sehingga tidak perlu cemas akan ditolak, jika ditolak masih ada wanita yang lain, yang mungkin lebih istimewa dari sebelumnya.

Selesai diketik tanggal 27 Maret 2009 di kos tercinta desa Pogung Kidul (utara Fakultas Teknik UGM) pukul 09.05 WIB.

A.Setio Ibn Yatmin

Previous Post
Next Post

0 comments: